Wednesday, June 26, 2019

Mengingkari Pernikahan

Dulu cita-citaku jadi dokter.
Sekarang cita-citaku jadi Nagita Slavina.

Banyak ya meme dengan quote kaya itu setelah melihat ketajiran Nagita Slavina. Yang punya privilege (cieh bahasa gue macem juri masterchef) beli tas, make up, skinker sesuka hati. Beli tas puluhan juta bagaikan beli kacang. Saya aja beli Kinderjoy di Indomaret mikir seribu kali. Kasta, lol.

Di antara gelimang harta, banyak wanita-wanita netijen yang mengakui kesabaran Nagita sebagai seorang isteri. Pun saya. Bagi saya, Nagita Slavina adalah sosok perempuan tersabar setelah mama saya, wkwkw.

Baca juga tentang RA-NS yang pernah saya tulis di sini.

Tapi buat saya, dari sekian privilege yang Nagita punya, satu yang saya mau. Bukan soal tas. Saya ngga doyan beli tas. Biar beli yang dipake ya itu lagi itu lagi. Skinker, ehmm bolehlah. Tapi itu soal lain.

Yang benar-benar saya inginkan adalah kebebasan.

Kebebasan berucap, "yaudah sok, kamu mah kalo mau nikah lagi, terserah. Ngga usah mikirin aku."-Kita pisah. Bukan yang "yaudah sok silakan nikah lagi, aku ngga papa kok". Tapi hati nyesek tapi gimana lagi, hidup gue bergantung sama laki, TT_TT. (Baca: Tentang Perceraian)

Pas Raffi ngomong mau poligami di konten pranknya, melihat reaksi Nagita kaya gitu emang mikir ni cewek hebat banget bisa mengelola emosinya di tempat umum. Keren karena bilang sama mama nya dan mama mertua untuk tidak ikut campur dalam urusan rumah tangganya. Yaa sesosok perempuan yang bisa dikagumi setelah saya mengagumi mama saya. Kagum. Tapi enggan menjadi.

eegimana katanya pengen tapi ngga mau menjadi. Iya, ketegasan menolak dipoligami ketika suami ngga bisa menjelaskan kekurangannya isteri. Enggan menjadi karena yaahh mending saya ngga punya stok sabar yang banyak kaya Nagita deh. Mending saya biasa-biasa wae lah, tapi hidup tenang punya suami yang menyejukkan hati aja.

Saya inget kata-kata Raffi, "Mending aku ngomong daripada aku nikah diem-diem kan". Itu kayanya kata-kata yang sering diucapkan oleh laki-laki yang hendak berpoligami ya. Kalau nikah tanpa ijin isteri itu jatuhnya selingkuh ngga sih?

Saya mau bahas dari kacamata saya ya. Sudut pandang saya sebagai seorang perempuan yang sudah berstatus seorang isteri. Dulu, apa yang saya pikirkan (mungkin) sama seperti kebanyakan orang. Selingkuh adalah penyebab masalah, cerai misalnya.

Rumpi A: Bu ayeaye cerai loh
Rumpi B: Loo, kenapa emangnya? Kok cerai sih?
Rumpi A: Iya, suaminya selingkuh.
Rumpi B: Wah kok bisa ya? Padahal Bu ayeaye cantik banget, baik, ngga ada kurang-kurangnya deh kayanya.

Highlight-nya adalah selingkuh maka cerai. Padahal ada kalimat tanya setelahnya. Kok bisa ya?

Menurut Psikolog Roslina Verauli MPsi, perselingkuhan didefinisikan ketika hati seseorang telah mendua. Umumnya perselingkuhan disebabkan oleh beberapa permasalahan yang sedari dulu sudah merundung hubungan suatu pasangan. Namun, sebagian cenderung mengabaikannya sehingga memberi peluang untuk orang ketiga.
"Harus dipahami dulu kasusnya. Seperti apa hubungan mereka selami ini? Apakah suami atau istri yang berselingkuh baru melakukannya sekali atau sudah berkali-kali. Motif setiap orang itu kan berbeda, ada yang merasa bangga kalau punya pasangan lebih dari satu, pengalaman seksual, dan kadang-kadang ada juga yang hanya sekadar untuk balas dendam," tutur Roslina Verauli saat dihubungi Okezone via telepon, Jumat 23 Februari 2018.
Dikutip di sini.

Jadi memang sebetulnya sebelum laki-laki atau perempuan selingkuh pasti ada sebab di belakangnya.

Katanya komitmen, komunikasi, dan kompromi (baca ini) adalah sebuah kunci sukses kebahagiaan pernikahan. Ketiganya dibutuhkan. Tapi nyatanya ngga semua pasangan yang punya komitmen dalam pernikahan bisa diajak berkomunikasi dengan baik apalagi kompromi.

Dulu, jauh sebelum nikah, pas sore di kantor saya nyempetin untuk gabut demi nonton drama korea. Saya nonton On the way to the airport (OTWTTA). Tentang perselingkuhan yang "tidak disengaja".

Spoiler alert
OTWTTA menceritakan Choi Soo Ah seorang pramugari dan suaminya, Park Jin Seok, seorang pilot. Pramugari dan pilot adalah kombinasi yang pas untuk waktu super mini untuk quality time. Jackpotnya, mereka tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Bukan soal pertengkaran yang melulu terjadi. Jarang bertengkar malah. Choi Soo Ah lebih memilih untuk diam daripada ribut sama suaminya. Choi Soo Ah yang selalu ketakutan memulai perbincangan dengan Park Jin Seok yang punya kuasa dan dominasi atas setiap kehidupan keluarga mereka. Setiap keputusan diambil oleh Park Jin Seok. Sosok patriarki yang mantul.

Selama sekian tahun menikah, Choi Soo Ah melayani suami dan mendidik anak dengan sangat baik. Meski dirundung kecemasan saat ingin memulai diskusi serius (boro-boro serius, hal remeh aja, Soo Ah takut sama lakinya) bahkan soal anak meski ujung-ujungnya A tetap A. Di mana A adalah kata suami. Sampai akhirnya di tengah kekakuan hubungannya dengan suami, secara ngga sengaja Soo Ah bertemu Seo Doo Woo, seorang suami sekaligus bapak yang baru kehilangan anaknya.

Nyaman dan nyambung adalah awal dari tidak sengaja hingga menjadi mencari alasan untuk bertemu. Meski Soo Ah selalu sadar bahwa yang dilakukannya adalah kesalahan.

Singkat cerita Choi Soo Ah bercerai. Pun Seo Doo Woo.

Pas dulu nonton drama tersebut, saya sudah membayangkan kalau saya jadi (amit-amit) Soo Ah apakah mungkin akan melakukan hal yang sama. Sekian tahun hidup dengan suami yang makan ati dengan sabar. Kemudian dipertemukan dengan sosok ternyaman. Apakah mampu bertahan dalam pernikahan? Bertahan? Lalu apa makna pernikahannya? Pertanyaan-pertanyaan itu masih menjadi pertanyaan sampai saat ini saya menikah dan bercabang menjadi pertanyaan-pertanyaan lainnya. Rumit.

Lain Soo Ah lain Ahmad Dhani. Katanya, doi berpisah (yang katanya selingkuh dulu meski dibantah) karena Maia terlalu kuat sebagai seorang wanita. Apapun bisa Maia kerjakan sendiri. Ahmad Dhani butuh sosok perempuan yang bisa dilindungi oleh seorang laki-laki yang ia temukan dalam diri Mulan.

Ada banyak hal penyebab orang berselingkuh. Pasangan cerewet, pasangan ngga bisa apa-apa, ngga bisa diajak diskusi, merasa diabaikan, endesbre-endesbre. Tapi ada juga pasangannya sempurna (menurut orang), tapi kok masih diselingkuhi? Selain kesempurnaan ada di mata orang lain, balik lagi kata Mba Vera, ada seseorang yang merasa bangga kalau pasangan lebih dari satu. Ada yang merasa hidupnya terlalu datar sehingga mencoba adrenalin baru dengan selingkuh. Setelah itu kapok. Tapi banyak juga yang hobi. Hobi jare. Jangan menutup mata, banyak yang poligami dengan 4 isteri tapi masih punya simpanan sana sini.

Mulai pusing mau dibawa ke mana tulisan ini saking banyaknya pikiran-pikiran di otak.

Banyak nasihat-nasihat pernikahan, "Kalian begitu karena tidak ada komunikasi di antara kalian. Coba komunikasikan apa yang menjadi uneg-uneg ke suami/istri. Saling terbukalah". Berkaca dari Soo Ah dan Jin Seok, rasanya tidak semua pasangan punya skill berkomunikasi yang baik. Tidak semua pasangan bisa berkomunikasi lancar kaya jalan tol. Boro-boro masalah ada jalan keluar bisa jadi malah ada piring terbang. Jadi yawislah simpen aja. Rumit memang.

Katanya pernikahan itu komitmen. Kata pernikahan itu butuh setia. Katanya setia itu adalah ketika ada banyak pilihan kita tetap teguh pada satu. Katanya pernikahan itu butuh dipelihara. Yes. Butuh dipelihara. Jadi butuh cinta, butuh usaha, butuh waktu. Kan katanya Marriage is not a noun. Its a verb.

Setelah beberapa tahun menikah, ditambah kesibukan kerja dan mengurus anak, bersikap romantis menjadi urutan paling bawah dalam prioritas. Padahal, agar pernikahan awet kita perlu mengulangi rasanya jatuh cinta dengan pasangan. Berkurangnya getaran cinta dengan pasangan ini bisa disebabkan oleh banyak hal, tetapi biasanya karena kurang menyediakan waktu untuk bersama. Getaran cinta sendiri menurut psikolog Roslina Verauli adalah sesuatu yang bisa mendorong kita bersikap lebih romantis.


Pasangan yang bisa mempertahankan pernikahannya sampai puluhan tahun dan tetap mesra, menurut Vera adalah pasangan yang mampu jatuh cinta berulang-ulang. "Mereka bisa tetap romantis seperti saat pacaran," katanya.
Dikutip dari kompas. Baca juga tulisan saya di sini.

Jadinya intinya menurut saya, selingkuh itu mengingkari pernikahan. Apapun alasan dibaliknya. Setia itu butuh usaha. Pentingnya menjaga dan memelihara cinta. Banyak isteri yang merasa suaminya berubah sejak menikah. Jaman pacaran I love you pas nikah jadi barang langka. Sebelum nikah super mesra pas halal malah cuek bebek. Jadi kadang merasa terabaikan.

Maka dari itu menjaga cinta itu penting. Dan tiap pasangan punya cara berbeda. Ada yang sebelum tidur menyempatkan diri untuk pillow talk, ada yang menyiapkan kejutan kecil seperti kata Mba Vera, ada yang dengan sentuhan kecil, cuddling misalnya, ada yang yuk kita nonton berdua, ada yang menyempatkan diri liburan berdua aja. Apapun lah. Jangan karena sudah menikah yawislah aman. Aku percaya kamu. Kamu percaya aku. Lantas bodo amat sama pasangan. Duit lancar, shopping ada, rumah punya, mobil oke, tapi asa rasa yang dulu pernah ada jadi tak ditemukan lagi adalah celah untuk jatuh cinta lagi, pada orang lain. 

Saya pernah baca tulisan tapi lupa dimana.
Setelah menikah, perempuan berharap suaminya tidak berubah. Sebaliknya. Setelah menikah, laki-laki berharap isterinya berubah.

Mari sama-sama jaga pernikahan. Pernikahan diri sendiri ya. Ngga usah bergosip mengurusi pernikahan orang lain, lol.

-- Tulisan ini adalah sebaik-baiknya bahan saya untuk instrospeksi diri. Bukan menggurui. Ini adalah opini saya. Boleh kok beda pendapat. Toss dulu.


 




Saturday, June 22, 2019

Sex Education pada Bayi

 Udah taulah ya, jaman edan sekarang ini yang namanya pelecehan seksual bisa terjadi pada siapa aja dan oleh siapapun. Makanya dari jaman Keefe bayi sampe sekarang udah dapet predikat toddler ini saya udah mau nerapin sex education sejak dini.

1. Tidak cium bibir. Emang bukan budaya di keluarga saya sih. Saya juga dulu sempet melarang Dicky dan Al yang "terlihat" mau cium bibir Keefe padahal tidak. Bukan cuma untuk sex education aja sih. Cium pipi aja anak bisa tertular kan ya apalagi bibir. Yah meskipun kita udah make sure kita sehat tapi saya ngga suka aja kalau ada yang cium bibir Keefe. Dan lagi, saya mau Keefe tau bahwa itu bukan tempat untuk dicium. Jaman sekarang masih banyak kan ya orang-orang tak dikenal cium bayi hanya karena mereka lucu. Keefe aja beberapa kali sempet dicium orang asing di toko. Saya mau Keefe tau bibir bukan tempat untuk dicium apalagi sembarang orang. Kita sebagai orangtua kan ga bisa selalu awas sama anak. Buktinya kecolongan Keefe dicium orang asing gimana tuh. Jadi biar Keefe bisa jaga diri dia sendiri. Buat beberapa keluarga mungkin cium bibir orangtua anak adalah kewajaran. Ya ngga papa juga. Tiap keluarga kan punya cara masing-masing.

2. Tidak ngelitikin alat vitalnya. Dicky sih pernah becandaan ngelitikin alat vital. Ya saya marahin lah. Sudah pernah bacalah ya fase di mana anak laki-laki bisa merasakan "kenikmatan". Yang saya baca, di umur Keefe saat ini sudah bisa tuh. Kita orangtuanya kan harus bisa mengalihkan sekaligus mengedukasi ya bahwa tidak boleh main-main sama alat vital bagian bawah itu. Lagi-lagi, saya mau Keefe sadar bahwa tubuhnya itu bukanlah bagian yang bisa dan biasa dipegang sesuka hati. Saya ngga mau kan karena sudah biasa di rumah jadi ketika orang lain yang melakukan Keefe diem aja.

3. Membiasakan menyebutkan nama alat vital dengan benar. Bukan titit, apalagi burung. Pernah tu pas mau memandikan Keefe, neneknya, mertua saya, nanya ke Keefe, "mana burungnya?". Keefe otomatis tunjuk sambil liat ke atas. Wkwkw. Karena ya yang Keefe tau burung ya literally burung yang terbang itu. Risih sih memang awalnya. Mama saya aja ngga pernah bisa, belum bisa ding. Tapi saya selalu membiasakan untuk mengucap namanya dengan benar. Menurut psikolog ya memang harus disebutkan dengan benar. Masuk di otak saya sih. Kenapa harus dibedakan dengan tangan, kaki, dan mulut coba.

4. Terakhir tapi belum diterapkan. Kabur dan teriak. Ngajarin Keefe kalau dia harus berani Kabur sekaligus teriak kalau ada orang yang melakukan no. 1 dan 2.

Menurut saya sex education sejak dini itu penting. Kita orangtuanya ngga akan pernah bisa tiap saat sama anak. Entah orangtua bekerja, entah nanti saat anak sekolah. Pelaku kan ngga selamanya orang asing. Ngerinya, pedof!l mengintai loh. Menghantui kita para orangtua.  Maka dari itu, menurut saya penting sejak dini membekali anak agar bisa melindungi dirinya sendiri. Ada masukan lagi ngga yakira-kira apa yang harus dilakukan atas nama sex education?

Friday, June 14, 2019

Skincare Routine ala-ala

Banyak belajar tentang skinker kadang bikin tekor juga, haha. Tapi saat ini saya mulai membatasi diri untuk ngga gatel cobain merek lain atau tahapan skinker lainnya, mulai menyadari kemampuan diri, terutama soal kemampuan finan(sial), haha. 

Saya mulai tertarik ber-skinker sekaligus mempelajari soal skinker sesaat setelah melahirkan. Inget ya. Mempelajari. Sampai kadang waktu saya habis gara-gara mempelajari jenis kulit, tahapan skinker, kandungan skinker, blabla. Karena itu lebih menarik daripada soal regresi. 

Tips Mengelola Budget Skincare untuk Kaum Mediocre


Karena setelah melahirkan kondisi kulit saya berubah jadi kering banget sampai ketarik dan pecah-pecah, jadi saya beli aja rangkaian Vitamin E dari The Body Shop. Seinget saya waktu itu ada facial wash ukuran mini, krim malam ukuran mini, plus daycream. Sekaligus saya beli hydrating toner Vitamin E yang dijual terpisah. Pas satu persatu mulai habis saya mulai memburu dan mencoba skinker lainnya. Oiya setelah tau pentingnya sunscreen, pertama kali saya coba adalah sunscreen biore.

Ini nih list skinker yang pernah saya cobain.

First cleanser : Biore make up remover cleansing oil (abis dua botol), Ristra (1 botol ngga abis karena ternyata ada kandungan yang ngga boleh untuk kulit berjerawat), Viva milk cleanser bengkuang (dipake sampe sekarang, murmer cuy)

Second cleanser : Fasial wash tree tea TBS (dipake pas hamil), Vitamin E TBS (setelah melahirkan), Sensatia botanicals Unscented Soapless Facial Cleanser, Cetaphil Gentle Skin cleanser (Sekarang).

Exfoliating toner : Cosrx aha/bha, Loreal White Perfect Whitening&Moisturizing Toner, Hadalabo tamagohada Mild Peeling facial wash (ngga sampe abis), Avoskin Miraculous Refining Toner (Sekarang, TOP BGT)

Pre-Serum : Laneige Clear C Advanced Effector EX (yang hanya bisa kebeli kemudian puasa, nyahahaha. Baru coba sekali, udah tinggal dikit, dan bye deh, ngga beli lagi, kecuali dapet hujan duit).

Hydrating Toner : Vitamin E TBS, Hadalabo Gokyujun Alpha Ultimate Anti Aging Lotion, Hadalabo Shirojyun Ultimate Whitening, Hadalabo Ultimate Moisturizing Lotion (Sekarang)

Essence : Safi age defy Gold water essense, Avoskin Perfect Hydrating Treatment Essence (udah abis dua botol 30 ml, dan sekarang lagi di botol 100ml, ngga kerasa ada perubahan apapun sih, cuma yaudah deh beli aja)    

Serum : Safi age defy serum (udah ga pake serum lagi), Elsheskin Smoothing serum for acne skin (beli karena diskon belum sempet kepake sudah keburu teroksidasi, miris).

Face oil : Purivera Roseship dan Grapeseed Serum oil (sampai sekarang masih ada, males-malesan makenya karena lengket)

Moisturizer : Vitamin E TBS (daycream and night cream), The Saem Moisturizing Gel 90% Fresh bamboo (jadi daycream sekaligus nightcream, top markotop, bruntusan musnah), Wardah Renew You Anti aging daycream (sekarang), Missha Premium Aloe Soothing Gel (Awalnya jadi daycream dan nightcream, sekarang nighcream aja, karena lama keringnya)

Sunscreen : Biore UV Aqua Rich Watery Essence SPF 50+/PA ++++ (dua botol), Skin Aqua UV Moisture Milk, Loreal UV Perfect Matte & Fresh SPF 50/PA++++ (Top, ngga lengket), Skin Aqua UV Moiture Gel (Sekarang).

Krim jerawat (sebut saja demikian) : The Body Shop Tree tea oil (selama hamil dan beberapa bulan pasca melahirkan tapi ngga ngaruh), Elsheskin acne night treatmen gel (dipake kalau jerawat hormonal dateng)

Sheet Mask : Saya sebenarnya ngga pernah pake maskeran sampai akhirnya Dicky minta dibelikan masker, hahaha. Akhirnya yaudin saya beli dan pake maskernya barengan Dicky kalau doi dateng. Pernah pake Garnier all varian, Missha beberapa varians, Emina, random lah. Paling enak keluaran watson dibelikan sama Erik dan Missha yang varian madu. 

Rutinitas di pagi hari bangun, langsung mandi, skinkeran sampai sunscreen berangkat deh. Kalau lagi ngga males saya bedakan pake Pond's Magic Powder BB biar muka ngga berminyak gara-gara sunscreen, tapi kalau males mah doamat. Terus kalau lagi rajin juga pake lipstik, kalau ngga yaudah ke kampus kaya orang sakit, pucet, hihihi. 

Tapi percayalah, itu semua terjadi kalau weekdays. Kalau weekend saya ngga mandi, jadi ngga skinkeran. Meski kadang kepikiran takut matahari. Rasa malas mengalahkan segalanya.

Kalau perempuan-perempuan lain lama dandannya kalau saya sih lama nungguin skinker kering baru dilayer sama skinker berikutnya, lol.

Demikian pamer skinker ga penting ala saya. Biar melengkapi postingan unfaedah lainnya, hihi.

Monday, June 10, 2019

"Ngga pake otak ya kamu"

Saya tu udah lama banget ngga nonton tv. Terakhir kali rutin nonton TV itu jaman kuliah pas weekend di rumah. Setahun belakang hiburan saya yutub dan beberapa bulan terakhir adalah chanel artis, hihi.

Taulah model sekarang kenapa banyak banget ide konten prank yang kadang bikin saya mikir ini jangan-jangan yang nonton yang diprank.

Pertama nonton konten prank adalah si empunya kata-kata "ngga pake otak ya kamu" yang menohok saya sampai saat ini kalau tiba-tiba saya melihat kedua artis tersebut. Padahal saya nontonnya udah lama banget. Sebutlah RA-NS, wkwkw.

Katakanlah itu sebuah prank. Oke. Menurut analisis saya yang baru seumur jagung menikah dibandingkan mereka berdua, "ngga pake otak" adalah kata-kata yang sering terucap ketika mereka bertengkar. Kalau itu adalah kali pertama sebagai seorang perempuan sekaligus istri ada dua hal yang mungkin akan dilakukan, nangis atau balik marah. Yakali dikatain ngga pake otak tapi suami ngga bantuin ngurusin barang-barang. Iya gitu urusan bangun telat tanggung jawab istri seorang sampe keluar ucapan ngga pake otak, lelet, dan sebagainya?!

Melihat reaksi NS sih rasa-rasanya itu udah sering terjadi ya. Ngga salah sih kalau netijen maha benar itu menobatkan NS sebagai istri tersabar karena uda rela makan ati sekian tahun, wkwkw.

Belum lagi celetukan-celetukan RA di chanel lain biar kata itu becandaan. Sampai pernah artis sebelah, SS ngomong, "jahat banget sih, kalau gue pasti nangis dipojokan" abis RA ngatain istrinya lelet. Nah artinya bukan saya nih yang baper banget karena ada perempuan lain yang punya rasa yang sama kaya saya.

Baru aja saya nonton, anggaplah itu becandaan saat RA nanya ke NS, "kalau kamu keluarga bukan?" abis ngenalin keluarganya yang hanya dibalas lirikan NS.

Seketika itu saya mikir berkali kali sabar banget sih NS dikatain gitu sama suaminya. Terus saya flashback ke belakang mengingat bagaimana dulu RA malu-malu mendekati NS. Bertanya-tanya bisa banget ya orang berubah 180 derajat dengan waktu yang relatif singkat. Singkat loh menurut saya lima tahun itu untuk urusan perubahan sikap.

Bukan bermaksud nyinyir soal kehidupan artis sih. Siapa mereka juga. Tapi penting banget, ngga usah deh jauh-jauh main hati sama lawan jenis lain, menjaga lisan agar ngga menyakiti pasangan itu penting. Meski kadang kebahagiaan materi udah terpenuhi satu ucapan kasar aja udah bisa bikin ambyar semuanya. Ngga peduli kamu istri atau suami.

Ngga perlu deh ngomong I love you tiap hari yang dulu sebelum nikah rutin dilakukan cukup aja jangan ngeluarin kata pamungkas menohok hati. Inget-inget lagi usaha jaman dulu pas mau menarik hati. Jangan pas udah dapet jadi sesuka hati. Ini hati bukan permen karet, bang. Yang abis manis sepah dilepeh.

Salam manis,
Salah satu netijen maha benar

Saturday, June 8, 2019

Keefe 13 Bulan

Akhirnya sering kasih Keefe Ultra mimi setelah sebelumnya lagi-lagi berdebat sama mama. Saya bilang aja lebih bagus UHT daripada sufor padahal mah biar ngga ribet aja cuci botol dan nggodhok air, nyahaha. Eh btw, jangan salah sangka ya soal sufor dan UHT, hihi. Banyak banget informasi yang kurang tepat beredar. Bisa baca di sini. Karena Keefe pernah mengalami defisiensi besi maka saya tetap memilih sufor sebagai selingan ASIP.

Di usia 13 bulan ini Keefe udah banyak merasakan emosi. Udah mulai cemburu. Saya ngga boleh peluk bapaknya. Erik ngga boleh gendong Al. Atau pas mau tidur kalau Keefe malah main, saya bilang, "Keefe, ibuk ngadep tembok ya", sambil saya ubah posisi menghadap tembok, Keefe pasti nangis, tarik badan saya biar ngadep dia dan nenen.

Keefe juga udah mulai ngambek. Kemarin, saya beli bakso. Dicky taruh mangkok bakso panas di meja yang bisa diraih Keefe terus Dicky keluar lagi untuk ambil mangkok lainnya. Terus Keefe ngerecokin mau pegang mangkok panas. Meski saya udah sering banget pegangin makanan panas, Keefe ngga kapok. Akhirnya kemarin saya gendong Keefe yang nangis abis saya larang pegang mangkok terus saya taro Keefe gitu aja di lantai, saya biarin. Pas bapaknya masuk Keefe makin nangis kejer, saya mau gendong lagi eh dia ogah. Keefe malah minta gendong bapaknya. Aahh. . Senenglah Dicky dipilih Keefe.

Banyak mau ! Udah bisa milih, gaes. Jadi kebiasaan yang dibawa Emakny, abis mandi pake sepatu. Kemarin abis saya pakein baju saya pakein dia sepatu yang cocok sama bajunya. Eh terus dia ke tempat sepatu ambil sepatu ke Dicky terus minta ganti sepatu. Gitu aja terus. Tiap abis mandi dia sendiri yang pilih sepatu.

Narsis. Ngga tau deh siapa yang ngajarin. Jadi kemarin, jilbab saya ada di kasur. Keefe kasih ke saya dengan bahasanya dia minta pakein ke kepalanya. Baiklah saya random aja pakein dia jilbab. Terus saya foto. Eh dia senyum abis gitu langsung minta liat hasil fotonya. Ampun deh.

Dari segi motorik, Oromotornya makin membaik, udah bisa makan bakso dan lahap dan banyak dan kusenang, setelah seminggu lebih GTM parah.

Udah bisa jalan, lari, horayy. . Catet banget nih, jalan di tanggal 11 Mei 2019.

Mahir minum pake sedotan, pake gelas, bahkan botol air mineral tanpa sedotan. Salah satu alasan saya kasih UHT selain karena saya malas ribet adalah saya mau membatasi hubungan Keefe dengan dot. Jadi kalau sama saya memang Keefe putus hubungan sementara sama dot. Bahkan kemarin seminggu lebih segala-galanya pake sedotan dan langsung dari botol air mineral berhasil tanpa tersedak.

Udah makin ngerti perintah. "remote ac mana, Keefe coba cari", "ibu mau dong", "ambil HP ibu dong", kalau Keefe lagi berbaik hati dia akan ikuti kalau ngga ya wassalam.

Selain ngerti perintah, cocoknya jadi bos. Pinter banget merintah. Tinggal tunjuk sambil "eh ehh ehhh" padahal yang dimau ada di depan matanya. Saya bilang ambil sendiri dong. Eh dia ogah, nangis sambil tetep nunjuk. Saya pokoknya ngga langsung ambilin. Sampe dia mulai nangis heboh saya ajak untuk ambil sendiri, saya arahin tangannya untuk ambil barang yang dia maksud.

Dari segala-galanya yang paling membahagiakan Keefe udah bisa banget main. Udah bisa main sembunyi sembunyian. Paham aturan Keefe yang sembunyi atau Keefe yang cari. Kemarin pas hari H lebaran saya dan Keefe main ke kantor Dicky. Ada meja besar jadilah kami berdua heboh main mengelilingi meja itu. Saya kejar Keefe atau Keefe kejar saya. Bodo lah itu kantor.

Keefe juga udah bisa request mau main apa. Dia udah bisa tunjuk mobilan yang mana atau buku yang apa. Mau main dan siapa yang bacakan buku udah terkonsep dalam diri Keefe.

PR saya adalah Keefe bicara. Karena Keefe masih ogah banget niruin kata-kata, Huhu. Saya pengen banget Keefe lancar bicara. Apalagi kalau liat anak lain seumuran yang udah fasih bicara, at least orang lain paham maksudnya. Membandingkan in a good way ngga papa banget, menurut saya. Karena berambisi Keefe lancar bicara saya jadi usaha banget. Mustahal lah ya pengen tanpa usaha. Meski capek banget saya kudu rajin-rajin bacain buku, ngomong dengan intonasi jelas dan keras. Saya inget banget kata papa saya beberapa belas tahun yang lalu waktu sepupu saya masih TK dan ngomomgnya masih cadel. Papa bilang, makanya kalau punya anak jangan ngomong pake bahasa bayi dipelatin-pelatin, nanti anak ngga tau mana yang bener mana yang salah. Itu kata papa saya saat sepupu saya TK dan sekarang udah mau kuliah. Perkataan saat ilmu parenting tidak segencar sekarang.

🙍:Kifkif coba bilang iiibuuu
👦:eh eh eh eh
🙍: baaa paakk
👦: eh eh eh
🙍: maaa kaaann
👦: eh eh eh
🙍: petok petok petok
👦: tok tok tok

Good job good boy 👏👏