Wednesday, June 29, 2022

Quarter Life Crisis

She's imperfect but she tries

She is good but she lies
She is hard on herself
She is broken and won't ask for help
She is messy but she's kind
She is lonely most of the time
She is all of this mixed up
And baked in a beautiful pie
She is gone but she used to be mine
--Kukira lagu ternyata kisahku. 
Begitu tulis caption akun @melisahart tempat pertama saya tau lagu itu.
"Ku kira lagu ternyata hidupku" Begitu pikirku
dan begitu ku search lengkapnya di Youtube, kubaca liriknya sambil kumenangis.

Sungguh, itu gambaran diriku, yang kurasakan saat ini. Kurindukan diriku yang dulu saking lelahnya pada emosi-emosi negatif yang kurasakan bertahun belakangan ini. 
Beberapa waktu terakhir kurasa mungkin kusedang mengalami yang namanya Quarter Life Crisis, maybe.
Entah, mungkin teman-temanku yang lain di usia saat ini, sudah melewati fase itu, dan sedang memetik hasilnya. Tapi, aku bahkan masih ada di fase meski usia sudah lebih dari tiga puluh tahun dan rasanya semakin hari ketakutan akan masa depan dan penyesalan atas keputusan-keputusan yang telah kuambil semakin merajarela.
Bayangan buruk hampir tiap hari ku rasa yang membuat kumenangisi hidup - yang rasanya meski sudah kuusahakan yaaahh begini-begini saja. Jalan di tempat.  
Rasa bersalah terhadap Keefe, mama, papa, dan diri sendiri selalu menghantui. Kaya ngga pernah bener jadi ibu, anak istri dan bahkan diri sendiri. Rasanya frekuensi menghela napas atas setiap kejadian dan ketakutan akan masa depan sering kali kualami. 
Katanya, hampir sebagian besar wanita yang sudah menikah merasakan ini, merindukan dirinya di masa lalu. Yaaahh tapi kenapa aku tidak ditakdirkan jadi bagian  kecil saja???
Sering kuberpikir, apakah aku kurang bersyukur? Lalu helaan napas kembali terdengar di telinga sendiri. Lagi-lagi aku menyalahkan diri. 
Berulang ku berdoa "Aku rasa aku sudah cukup kuat, ya Allah. Please jangan lagi uji aku agar aku lebih kuat.", berulang pula ku merasa cemas, aku takut bahwa nyatanya aku masih lemah di mata Allah. 
Satu yang sedang dan selalu kuusahakan untuk dapat bertahan. Kusugesti diriku sendiri, bahwa aku sudah cukup baik melakukan apa yang kubisa. Aku bangga pada diriku sendiri, atas apa yang sudah aku relakan dan apa yang sedang aku usahakan. 
Aku yang sekarang adalah keputusan yang sudah kubuat dengan sadar di masa lalu. Dan penyesalan adalah bentuk kepedulian pada diriku yang membantuku membuat keputusan di masa depan.