Tuesday, January 8, 2019

Cinta itu Buta?

Mungkin ngga sih, cinta orang tua ke anak itu buta? Banyak orang tua yang tetap menerima dan mencintai anaknya meski hidup anaknya blangsak, berkali-kali nyakitin hati orangtua? Banyak. Tapi, ada juga orang tua yang ngga peduli sama anak loh. Bukan buta kali ya, tapi emang udah dari sananya. Entah. Aku juga baru jadi orang tua. Jadi marilah jangan bahas cinta orang tua terhadap anak, wkwkw. 
---

Banyak orang yang bilang cinta itu ngga butuh alasan/cinta itu buta/cinta itu datang dengan sendirinya.  

Kalau ditanya, aku punya banyak alasan untuk cinta dan sayang sama Dicky sampai akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Dicky. Banyak. Mau disebutin satu-satu? Yakin? Bukan takut dikira sombong sih, tapi takut jadi banyak cewek-cewek yang naksir dia lol. Intinya saya cinta Dicky dengan alasan yang berderet, eaa. 

Emang sih, Witing Tresno Jalaran Soko Kulino, cinta ada karena terbiasa. Nah karena terbiasa itu aku jadi menemukan banyak hal yang bisa aku cintai dari Dicky. 

Aduh, kemana-mana. Poinnya, menurutku, cinta itu harus ada alasan. Janganlah sesumbar aku mencintaimu sampai ajal menjemputku lah. Realistis aja. Cinta itu datang bisa juga pergi. Ingat, Allah maha membolak-balikkan hati. Banyak kasus perselingkuhan karena sudah merasa ngga cinta pasangan lagi.

Kalau kita mencintai tanpa alasan, maka kita ngga punya argumen ketika cinta pergi, padahal yang pergi rangga. Bisa jadi malah merasa aneh dan menganggap diri sendiri bodoh, "kok bisa ya dulu aku suka, sayang, cinta sama dia?". Coba deh dada-dada ke mantan wkwk. 

Banyak masalah dalam rumah tangga yang bisa diselesaikan meski tanpa cinta. Misal, RT punya dua masalah, ekonomi dan sudah ngga cinta. Masalah ekonomi terselesaikan masalah hati masih menggantung. Pernikahan berlanjut, tapi ketemu pasangan aja udah sepet karena ngga cinta. Pernikahan dilanjutkan sih ya bisa, demi anak, apa kabar hati? 

Dari kasus diatas, mungkin (mungkin loh ya) kalau kita cinta pasangan dengan segudang alasan, saat cinta pergi kita bisa ingat-ingat lagi isi gudangnya, cari-cari mana sih yang masih bisa dipake untuk mempertahankan. Oohh sabar, ambil. Ooohh, pinter, jadi bisa ngajarin anak-anak  (nanti) dan diri ini, ambil. Ooohh ngga pelit, wah ambil nih ambil. Gitu. Jadi cintanya (diharapkan) kembali.

La tapi kalau isi gudangnya aja ngga ada gimana coba? emm. emmm :(

Tapi yaa banyak banget sih. Dulu sabar, sekarang KDRT. Pinter tapi karena ngga sabar boro-boro bisa ngajarin anak-anak dan pasangan. Salah sedikit, hajar. Ngga pelit, dulu. Sekarang medit kaya Paman Gober. 

Apakah anda dibodohi? Hihi. Maaf-maaf. Hmmff, ikut sedih. Kadang karena tuntutan jaman, situasi dan kondisi sifat orang bisa jadi berubah. Yang dulunya "ngga ada lo ngga rame" sekarang jadi kaya kuburan. Yang ngga sabar jadi sabar, dan sebaliknya. 

Terus gimana dong kalau kaya gitu? Yaah  harusnya jangan tanya aku yang baru nikah seupil ini. Jawabanku yaa diusahakan dengan akhir (yang diharapkan) bahagia untuk semua pihak. Kalau udah nikah apalagi punya anak ya dibicarakan berdua suami atau istri. RT punya berdua kan. Baca ini ya. Kalau baru pacaran mah putus lah ngga pake mikir.  

Nah kan yang punya alasan aja masih bisa kabur, gimana yang dulu ya cinta aja udah?

Jadi, kalau sekarang udah kepalang cinta sama seseorang tanpa tau penyebabnya, yuk cari kenapa sih kita bisa cinta? Selain karena doi ganteng atau cantik loh ya. 

yang dari awal memulai karena punya cinta dengan beribu alasan, yuk tiap hari diingat alasan-alasan itu kalau bisa juga ditambah. Biar makin hari, cinta makin membahana. 

Karena yaahh cinta kata kerja bukan kata sifat

Happy Tuesday. Selamat mencintai dan dicintai ^^   

No comments:

Post a Comment