Friday, September 6, 2019

Akhirnya Sunat

Perkara sunat sebenarnya saya mau Keefe disunat sesaat setelah lahir. Pas hamil saya udah sering baca-baca soal sunat pada bayi di blog dokter dan blog orang-orang yang anaknya disunat pas bayi. Sebagai orang yang pemalas dan anti ribet saya pengen tuh anak saya langsung disunat setelah dilahirkan selain karena (katanya) lebih baik dan tentu minim drama. Tapi Dicky ngga setuju, kasian masih kecil cenah. Saya dua kali propose sunat ke Dicky tapi ditolak. Baiklah.


Di postingan di atas saya cerita tentang Prof. Dr. dr. Teddy Onteseno, sp.A(K)spJp, FIHA tapi lupa ke sana karena apa. Sekarang saya jadi inget. Jadi dulu pas Keefe umur 2 bulan, pagi-pagi mama saya menemukan seperti nasi di lubang kencing Keefe. Saya waktu itu sempat kepikiran, mama saya bilang, "ngga papa itu kotoran, tapi kalau mau pasti yaudah ke dokter aja.". Yaudah ngga pikir panjang saya memutuskan untuk ke Prof Teddy sore harinya. Sebelum ke dokter saya searching dan  meyakini kalau butiran seperti nasi itu adalah smegma. Singkat cerita, Prof Teddy kasih intruksi dan mem-praktikan soal membersihkan penis, ditarik tapi tidak perlu sampai keujung kemudian dibersihkan dengan kasa basah. 

Sampai usianya 6 bulan, Keefe montok ngga pernah sakit bahkan vaksinpun tidak demam yang sampai harus saya kasih obat. Tapi karena saya sempatkan konsul ke beberapa dokter untuk MPASI, hampir semua dokter melihat penis Keefe, membuka, dan menarik kulupnya sampai ujung yang ternyata banyak kotoran. Ngilu bok. Ngilunya bukan hanya lihat kotoran tapi cara menarik penis Keefe. Jelas nangis dan berdarah. Kata dokter sih lengket karena ngga pernah dibersihkan kaya gitu. Iyalah. 

Kemudian saya ke dr. Meta. Di situ saya tahu bahwa ISK bisa menyebabkan berat badan Keefe naiknya seret. dr. Meta satu-satunya dokter yang mengerti bahwa membersihkan penis bayi sampai bawah adalah hal yang menyakiti bayi. dr. Meta ngga menyarankan untuk tarik penisnya tapi cukup bersihkan dengan air mengalir. Makanya doi dan semua dokter-dokter yang saya kunjungi satu suara untuk SUNAT. 

Sejak usia 6 bulan itu, Keefe jadi sering demam. Entah tumgi entah lainnya. Sering aja demam. Berat badannya juga tidak naik signifikan. GTM pula. Sebagai ibu millenial yang selalu disounding soal stunting jelas saya panik. Ngga mau dong anak saya pendek dan apalagi ngga cerdas (nanti dibilang nurun ibunya karena bapaknya ngga diragukan kecerdasannya, ngga maulah saya difitnah, hahahaha). 

Nah saya udah tuh keliling dsa. Hampir semua dsa yang ada di salah satu RSIA di Kota Surabaya ini saya datengin. Pernah juga saya jauh-jauh ke dsa yang ada di Kota Satelit ketika Keefe demam sekaligus pengen konsultasi BBnya. Tapi ngga ada yang pas di hati. Ada yang resepin antibiotik padahal bilangnya Keefe kena virus, eh gimane? Maunya sih konsultasi ke dr. Meta apadaya antriannya bak Cinta menunggu Rangga. 

Suatu ketika Keefe demam di Pamekasan, mama saya bawa Keefe ke dokter, dan didiagnosis Keefe ISK karena lubang penisnya kecil. Dokter bilang opsi terbaik memang sunat, tapi kalau toh ngga mau, ISK juga bisa diobati dengan rutin antibiotik. Mama saya cerita gitu saya langsung propose ulang untuk sunat Keefe ke Dicky. Akhirnya Dicky setuju. Tapiiii ngga eksekusi juga. 

Sampai beberapa waktu kemarin, Keefe nangis dong pas tidur sambil pegangin penisnya. Saya buka diapersnya masih nangis sambil pegang penis. Berhasil tenang dan tidur lagi setelah saya olesin Kutus-Kutus di badan dan kakinya. Besoknya, pas lagi di kampus, mama saya telpon bilang Keefe nangis mulu pegangin penis. Ngga banyak cincong sebagai orang yang peduli ilmu (cieh) saya langsung cari rekomendasi dokter. Saya bikin beberapa appoinment sekaligus di beberapa RS dengan dokter yang recommended. Akhirnya saya putuskan udahlah ke RS Mitra Keluarga Waru aja yang deket dari rumah biar ngga ada siapapun yang merekomendasikan dsa yang ada di sana. Akhirnya saya ke dr. Andy Darma. Dan terharuu. Dokternya enak banget sumpah jelasin panjang lebar, ngga buru-buru, dan ngga banyak obat saya dapet. Yang paling penting mengedukasi.  

Diagnosis dr. Andy, Keefe ISK. Lubang penis Keefe dilihat memang kecil, fimosis tapi ngga parah. Sunat salah satu opsi terbaik. Nggapun ya bisa diobati. Samalah seperti kata dsa di Pamekasan. dr. Andy menjelaskan kemungkinan sembuh dan kambuh ISK akan selalu ada sampai anak disunat. Jelas harus diobati karena memang salah satu penyebab berat badan Keefe ngga naik bisa jadi karena ISK. Sekalipun banyak makan tapi makanan tersebut dipake buat melawan bakteri. Pun salah satu penyebab GTM. Karena anak ISK bisa jadi ngga napsu makan. 

Pulang dari dr. Andy saya langsung survey dokter bedah umum, bedah anak, dan urologi di RSIA Kendangsari, RS Bedah Surabaya, RS Mitra Keluarga Waru, dan RS Darmo. Survey tanya harga dan metode sunat. Karena mau ngga mau, sempat ngga sempat, Keefe harus segera disunat ! Akhirnya pilihan saya jatuh ke dr. Poerwadi, Sp.B., Sp.Ba. Selain namanya sering saya dengar ketika ada kasus kembar siam, beliau juga dokter yang meng-khitan dua adik saya. 

Ada sebuah (ea sebuah) dialog saya dengan Dicky yang bikin saya "diih apaan sih" pas saya mau berangkat bawa Keefe konsul ke dr. Poerwadi. Dicky tanya, "Yakin mau disunat? Kalau rewel gimana? Kalau sakit gimana?". Yakinlah pak brooo. Pastilah Keefe akan rewel dan itu penis dipotong masa ngga sakit? Tapi justru kasian Keefe dan (sudah tentu) saya juga. Saya ngga mau Keefe stunting karena ISK. Yah ngga usah stunting deh terlalu ekstrem. Demam berulang karena ISK kan ngga banget juga. end.

dr. Poerwadi bilang Keefe fimosis dan harus sunat. Ada jendulan di penis yang saya lupa namanya. Metodenya laser. Tapi harus bius total karena umurnya tanggung. Pas eksekusi meski ngga merasa sakit pasti nangis, ntar trauma. Lebih kecil atau sekalian besar bisa bius lokal. Kata dr. Poerwadi ngga perlu tes alergi, ngga diinfus, dan tidak opname. Karena bius total, Keefe harus puasa selama 5 jam. Jadi kami menjadwal operasi pk 7 pagi pas anak baru bangun. PR saya agar Keefe ngga rewel selama tidurnya saya tetap boleh nenenin tapi harus memastikan bahwa payudara saya kosong. Triknya, kata dokter, bangunkan Keefe pk 1 dini hari untuk makan dan nenen. Kemudian saya pompa ASI sampai kosong untuk diempeng Keefe. Terakhir kali makan/minum pk 2 dini hari. Selebihnya ngempeng. Tapi itukan teori ya, hahaha.

Saya ngantuk ngga sanggup pumping. Jadilah Keefe saya nenenin sampai 2.30. Pk 4.30 Keefe minta nenen. Saya bangunin aja sekalian. Saya ajak main sebentar terus saya mandikan bersiap ke RS. Perjalanan ke RS, Keefe dipangku mama di kursi tengah. Biasanya saya pangku di depan. Pas perjalanan Keefe beberapa kali crangky minta nenen. Tapi bisa diatasi dengan dialihkan. 

Pk. 7 di tanggal 30 Agustus 2019, saya sampai RS. Dokter belum datang. Sampai jam 8 ngga ada tanda dokter datang. Keefe mulai haus, Mama dan Dicky juga ngga kalah crangkynya mempertanyakan kemana dokter. Saya harus waras jadi emmoh banget denger celotehan mama dan Dicky. Saya gendong Keefe menjauh dari mereka berdua. Saya tenangin Keefe dan sabar menunggu dokter. 

Pas dokter dateng (ternyata dadakan operasi pasien usus buntu yang udah pecah), kami-kami yang mengantar Keefe ditanya siapa yang mau ikut masuk, satu orang. Saya tanya perawatnya apa ngga bisa saya dan Dicky ikut masuk. Sayangnya, Ngga bisa. Saya pengen masuk tapi kasian Dicky juga pengen masuk ke ruang operasi. Saya dan mama akhirnya merajuk dokter hingga akhirnya bapak-ibu Keefe ikut deh ke dalam ruang Op. 

Saya lihat tuh bagaimana Keefe nangis digendongan saya sampai dia tertidur karena menghirup bius yang disalurkan lewat macam oksigen. Saya tidurkan Keefe di kasur, saya pegang tangannya, saya lihat dari dokter menumpahkan (semacam) betadine ke penis Keefe untuk sterilisasi, saya tahu setiap proses khitan. dr. Poerwadi juga mengedukasi sekali. Setiap mau melakukan tindakan dokternya kasih penjelasan bagian-bagian penis. Kami juga ditunjukkan bagian perineum dan skrotum. Jendulan pas konsultasi sebelumnya juga dijelaskan letak yang sebenarnya. Beliau jelaskan benangnya bernama atraumatik jadi ngga perlu buka jahitan lagi. Saya tanya mana smegmanya. Pas bagian itu dibuka, waooowww banyak banget kotoran bernama smegma itu, kaya gajih yang mengelilingi kulupnya, lubang kencing Keefe juga kecil banget. Dokter bilang terlambat sunat kemungkinan bisa tersumbat. Pas ke dsa-dsa sebelumnya, ngga pernah sebanyak itu. Sumpah gumpalan-gumpalan gajih masih jelas diingatan saya. Yang bikin saya bangga, dr. Poerwadi tanya "Ibu sebelum ke sini sudah banyak baca ya?".

Operasi berlangsung 15 menit. Tidak diperban langsung dipakaikan celana sunat. Setelah op, dokter anastesi melepas oksigen bius dan menjelaskan kalau Keefe sekarang sudah tidur selayaknya orang tidur. Lama sebentarnya tidur bergantung kebiasaan Keefe sendiri. Apalagi tadi dibangunkan subuh bisa jadi ajang balas dendam. Dokter menjelaskan ketika bangun pasti akan langsung nangis kejer karena di ingatan terakhir sebelum op adalah menangis. Boleh memberi minum air putih ketika mata sudah benar-benar terbuka. Untuk menghindari tersedak. Ketika aman 15 menit setelahnya baru boleh nenen atau minum susu. 

Ngga lama setelah sampai ruang pemulihan, Keefe bangun. Doi kebangun karena kesentuh suster agak kenceng pas susternya mau pasang oksigen (literally oksigen). Dan bener aja, Keefe langsung nangis kejer, langsung buka mata. Mau saya kasih minum kan kasian haus. Ngga boleh dong sama susternya. Disuru tunggu-tunggu mulu padahal udah jelas Keefe buka mata lebar banget. Lama-lama di sana saya yang bisa crangky. Susternya banyak omong banget, bilang namanya anak kecil. Iye saya tau tapi ni anak haus makanya nangis. Tapi saya juga ngga berani kasih minum dong T_T.  

Ngga tau deh berapa lama sampai akhirnya Keefe boleh minum, sempet muntah, karena nangis sih menurut saya. Terus saya buru-buru minta pulang karena udah jenuh sama ruang pemulihannya, kerasa ngga enak aja sama tempatnya. Dan bener aja, keluar dari ruang pemulihan Keefe langsung tenang. Udah ngga kaya orang abis sunat. Sorenya langsung saya ajak main ke luar rumah. Saya pakein celana agak longgar setelah pake celana sunat. Udah deh aman sentosa jauh dari rewel, crangky, apalagi tantrum ngga jelas. Main udah loncat-loncat, naik ke atas trotoar sendiri. Tetangga ngga ada yang tau Keefe abis sunat karena main kaya biasa. Ngga ada cerita nangis sentuh-sentuh penis. Besok paginya juga langsung naik sepeda polisi kaya biasa.

Tapiii, jalan mulus ngga selalu mulus, gengs. Untuk olesin salep di penis butuh dua bahkan tiga orang. Sebenarnya di H+1 pasca sunat Keefe mulai kalem ketika oles salep meski masih nangis. Tapi di H+2, karena dari subuh Keefe diare celana sunatnya habis. Saya nekat kasih celana dalem biasa yang agak longgar. Mama saya waktu itu lagi di Pamekasan. Pas dipakein itu Keefe ngga kenapa-napa, main seperti biasa. Sampai akhirnya dia pipis. Ganti celana dong ya. Tapi, pas mau buka celana itu ternyata CDnya lengket dong di penis. Huhu, maafkan ibu tapi gimana daripada ngga pake CD malah makin banyak resiko. Pas saya lepas kesakitan lah dia. Sejak itu nyalepin Keefe butuh tiga orang, karena dia berontak banget tendang-tendang orang. Trauma, kasian.

3 September 2019 kemarin saya bawa Keefe kontrol. Dokternya ngekek-ngekek karena Keefe belum mandi padahal 2 hari pasca op harusnya Keefe udah mandi. Keefe dapet treatmen baru. Sudah ngga pake salep lagi. Tapi dua kali sehari pas mandi harus berendam di air hangat yang dicampur Dettol selama 15 menit, kemudian dikompres air H2O2 dan ditaburi "bedak". Dokter juga sedikit ngomel karena sampai hari itu Keefe masih konsumsi obat padahal ngga rewel. "Kalau ngga rewel berarti ngga sakit bu. Berarti ngga perlu obat", katanya.

Bye bye drama oles oles salep.

Well begitulah sunat pada anak umur tanggung yang belum bisa di-sounding, belum bisa ngomong sakit. Ternyata tidak semengerikan yang dipikirkan. Padahal saya sudah mempersiapkan diri agar kalau-kalau Keefe rewel kesakitan. Nope. Ngga terjadi samsek. Anaknya lari-larian, muter-muter, pura-pura jatuh, yaa seperti Keefe pada umumnya #apaan. Pipis seperti biasa. Dan karena disunat, Keefe jadi tau bagian tubuhnya yang bernama penis. 

Saya jelaskan, "Penisnya sakit ya abis disunat. Coba mana penisnya?" dia tunjuk penis, wkwkw. Biarpun Emak, engkong, dan lain-lainnya sebut penis as "tutuk" dia tetap ngerti yang ibu bilang. Penis. 

Kemarin ada DM yang tanya berapa biayanya. Biaya operasi 10.5 juta ya, gengs. Emang lumayan bikin lumanyun. Tapi saya berpegang pada prinsip orangtua saya, duit bisa dicari utang bisa disaur. Meski ngga sampe bikin daftar utang baru sih. Biaya tersebut belum termasuk biaya konsultasi sebelum Keefe sunat, kontrol, dan obat ya. Saya masih ada PR kontrol Keefe minggu depan. Jadi total biaya belum tau fixnya. Sejauh ini sih kurleb 12 juta keluar dari ATM. 

Saran saya sih apalagi buat yang punya asuransi (mungkin bisa di-claim mungkin juga ngga) atau di-cover kantor, bayi merah langsung aja dikhitan. Kata dokter sih lebih cepet sembuh. Apalagi sekarang banyak banget bayi ISK dan fimosis. Udah deh biar ngga drama-drama ISK.

Dan satu hal yang bikin saya happy soal keputusan saya kekeuh khitan Keefe adalah napsu makan Keefe sangat meningkat. SANGAT. Ngga pernah deh Keefe "semenggila" ini soal makan. Biasanya mah GTM. Sekarang dia dateng sendiri untuk buka mulut, biasanya harus dikejar. Erik makan dia ikut makan, beberapa menit kemudian saya makan Keefe makan lagi. Thank God.

Semoga berat badan bertambah ya Keefe. Bukan untuk gendut, tapi untuk yang seharusnya. 

  

7 comments:

  1. Salam kenal mbak.. Putra kedua saya kena fimosis, besok mau disunat di Mitra Keluarga Waru.. Berkat ceritanya Mbak, saya jadi punya gambaran apa2 saja yg harus dipersiapkan.. Terima kasih banyak Mbak ^^

    ReplyDelete
  2. Halo mbak,, maaf tanya waktu disunat umur nya berapa? Anak sy jg fimosis skrg umur 7,5bln susaah sekali makan nya GTM mulu, mau sunat tp dok nya menyarankan usia 1thn saja agak besaran.. kan galau

    ReplyDelete
    Replies
    1. 15 bulan mba. Klo menurut sy enak lebih kecil mba. Better cari second opinion dsa mba.

      Delete
  3. Hallo mbk.. mau nanya harga operasi 10,5jt itu sdh biaya dokter poerwadi, kamar operasinya dan dokter anastesi kah mbk.. mohon infonya trimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo mba. Iya sudah mba.tp di luar biaya kontrol.

      Delete
  4. ini klau boleh tau di rs mana mba?

    ReplyDelete