Wednesday, May 29, 2019

Mencari Surga

Sebuah pertanyaan dari dalam diri ini, seorang yang level keimanannya cethek. Tentang cita-cita hampir seluruh manusia yang percaya surga. Pernah baca atau nonton Surga yang Tak Dirindukan?

Pertanyaan saya, kenapa sih surga itu kesannya hanya bisa didapat dengan menyakiti diri?

Sepele, lihat saja komentar, "yah lahiran sakitlah, kalau ngga sakit bukan ibu. Hadiahnya juga surgakan?"

seorang isteri yang rela dimadu kemudian berkata, "saya mencari surga", padahal dalam hati meraung melihat suaminya berbagi hati dan kasur.

seorang isteri yang menyimpan lelah dan letihnya seorang diri mengurus rumah dan anak tanpa jam kerja yang jelas, menyiapkan segala kebutuhan suami demi menggapai predikat isteri sempurna yang bahkan suami tidak mau tau soal itu. Tanpa punya ruang untuk mengeluh dan mengharap balasan surga. Beginilah kodrat isteri. Ada surga yang menunggu. Katanya.

Aahh, apakah surga tidak bisa digapai dengan kesenangan diri sekalian? Sesusah itukah meraih surga?

Bisa kan surga diraih oleh seseorang yang hobi bekerja, mengumpulkan banyak uang kemudian bersedekah membangun mesjid tanpa menyakiti hati sendiri?

Tidak bolehkah kaki seorang ibu yang mencari cara untuk meminimalisir rasa sakit saat melahirkan menginjakkan kakinya di surga?

Haramkah surga bagi seorang isteri yang mengeluh lelah dan mencari bantuan asisten rumah tangga demi kewarasan diri?

Mustahilkah mencium bau surga karena seorang perempuan menolak poligami padahal dirinya "sempurna tanpa cela"?

Entah.

No comments:

Post a Comment