Thursday, October 17, 2019

Manusia yang Menghitung Rejeki

Berawal dari pagi tadi saat akan memulai kelas, saya sempatkan baca IGs teman saya yang berfaedah sekali.

"Jaman sekarang mau punya anak pikir-pikir lagi. Lahiran bisa dicover asuransi.Tapi vaksin lengkap mehongnyaaa"

Mari berbicara (lagi) soal punya anak dan tanggung jawabnya, ngga ding, curhat aja sayanya.

Yes. Lahiran Keefe, patungan antara BPJS dan jaminan kesehatan kantor Dicky. Vaksin beberapa kali di bidan, cemen lah, kemudian memutuskan ke dsa yang biayanya bisa 4 kali biaya vaksin di bidan, belum lagi biaya khitan yang jumlahnya melebihi biaya lahiran, dan dicover duit pribadi. Anak butuh makan ngga seberapa karena yaa menambah makan satu anak manusia ngabisin duit berapa sih? Butuh mainan? Bisa iya bisa nggak. Orangtua ngga belikan anak mainan nggapapa banget asal bisa menciptakan permainan dan menemani bermain. Jadi optional lah menurut saya beli mainan itu. 

Yang harus itu kan kita sebagai orangtua, 

menjamin kesehatan anak: sunat (untuk laki-laki) dan vaksin. Dua-dua ngga harus mahal. Vaksin ikuti aja yang diwajibkan oleh pemerintah di puskemas gratis. (Menurut saya) penting untuk di vaksin di manapun tempatnya. 

menjamin pendidikan anak. Ini yang bikin saya panas dingin (hahahah #tertawamiris) sebagai kaum millenial yang terpapar pentingnya soal investasi yang telat. Yaah jadi melek finansial saya telat bangeettt baru cari tau setelah menikah dan punya anak, setlah

Melek finansial di qmfinansial, ruangsahammas dani, mba windi

Sering mikir andaiiiii aja bisa memutar waktu. Saya baru ngeh soal pentingnya mempersiapkan dana pendidikan, dana pensiun, dan dana darurat setelah saya punya anak dimana saya sudah tidak lagi bebas mengatur keuangan pribadi saya. Jadi bagi kalian-kalian (yang baca blog ini) yang belum menikah tapi berencana menikah dan punya anak (karena saya tau tidak semua orang ingin menikah dan ingin punya anak), maka mulainya mempersiapkan ketiga dana itu sejak belum menikah bahkan sejak kalian belum tau siapa yang akan jadi jodoh kalian. Karena apa?

Karena ini donggggg.


Nangis ngga gueee

Saya pernah bahas keinginan saya menyekolahkan Keefe disini. Tapi untuk SD dan SMP di Surabaya belum cari tau lagi kira-kira sekolah yang mana yang cocok sama keinginan saya. SMA sudah ada nama sih di situ. Untuk saat ini pengen banget nyekolahin Keefe di SMK RUS. Uang muka dan uang tahunan di tabel sebenarnya bukan biaya di SMK RUS, saya random ajalah kira-kira bae, kira-kiranya menurut saya. Kalau ada perbedaan signifikan maka saya akan semakin menangis, sodara.

Seluruh biaya di situ adalah biaya sekolah hasil saya tanya teman-teman saya yang sekolah anaknya bagus (menurut saya). Untuk biaya-biaya itu sih saya ngga kaget. Karena jaman saya SMP mau ke SMA, teman-teman sekelas saya yang migrasi untuk sekolah dari Pamekasan ke Surabaya atau Malang di sekolah swasta macam St. Louis, tahun 2006 yasudah mendekati angka itu sih. Kalau mau kaget sih baca ini dong, biar saya ada teman menangis. 

Lihat aja ya di tabel itu kebutuhan saat ini (tahun 2020) dibandingkan kebutuhan Keefe nanti. Signifikan banget. Apalagi total biaya dari SD sampai kuliah.

Kalau saya mau invest untuk biaya SD Keefe yang akan ditempuh 4 tahun lagi maka saya harus invest 1.8jt per bulan selama 4 tahun. Kalau saya mau menjamin kebutuhan dana pendidikan Keefe sampai Keefe kuliah maka udahlah gaji saya tiap bulan ngga ada jatah skinker lagi T___T. 


Biar apa dipikirin sekarang. Biar tenang. Karena kalau langsung dipraktikkan kok kayanya duit segitu ngga nyampe ya, haha. . Makanya karena waktunya masih panjang mari kita (saya maksudnya) cicil.

Untuk tau nilai investasi silakan klik ini

Terus ada yang komen, "yaudahlah sekolahin sesuai kemampuan nanti, ngga usah dipikirin sekarang". Monmap saya yang pengen Keefe hadir di dunia ini, maka saya bertanggungjawab bukan hanya sekadar kasih makan doang, tapi kesehatan dan pendidikan terbaik. Dipikirin dari sekarang biar nanti saya ngga kaget harus cari uang gimana apa saya harus ngepet? Kan tidak. Okelah sesuai kemampuan nanti. Saya setuju. Asal saya sebagai orangtuanya sudah berusaha semaksimal mungkin mencari rejeki demi pendidikan yang berkualitas. 

Sekolah negeri geratis loh. Biarlah yang gratis itu benar-benar untuk orang yang membutuhkan. Karena banyak loh kejadian orang-orang ngga bisa nyekolahin anaknya gara-gara katanya sekolah mahal dan yang gratis sudah penuh, #miris ya. 

Kenapa sih harus sekolah mahal? Kan ngga jaminan. Iyaaa, tapii ada harga ada rupa (lagi-lagi menurut saya).

Mari semangat bekerja dan jangan lupa berdoa untuk yang masih single.

Untuk yang punya anak satu: Mari semangat bekerja kerja dan jangan lupa berdoa doa
Untuk yang punya anak dua: Mari semangat bekerja kerja kerja dan jangan lupa berdoa doa doa

Semakin banyak anak maka semakin berlipat kita harus bekerja dan berdoa. Yakali Allah mau ngasih rejeki anak tanpa orangtuanya bekerja. Siapa eluu. .

Udah ah, mau semedi dulu, pening pala, abis ngitung. 





2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete