Wednesday, October 20, 2021

Direct Breastfeeding: Hal yang Kusesali !!

 Keefe, saat ini usianya tiga tahun lima bulan. Sudah disapih tepat di usia 3 tahun dengan tidak weaning with love. Keefe memulai dan mengakhiri masa menyusui dengan "penyiksaan". Bagaimana tidak, saya memaksa kehendak ngotot untuk bisa menyusui Keefe langsung padahal saya dan Keefe sama-sama tidak tau bagaimana cara menyusui dengan benar. Jadilah kami berdua cranky waktu belajar proses menyusui. 

Demikian pula proses persapihan yang asli itu adalah proses penyiksaan kedua untuk Keefe selain memulai menyusui. Keefe ternyata sama sekali belum siap untuk dipisah dari saya tapi sayanya udah keburu capek, lelah, dan rindu ngga ada interupsi apapun di tengah malam yang mengganggu kekhusukan tidur saya. 

Asli. Sejujurnya bagi saya, saya tidak pernah bisa menikmati proses menyusui seperti kata ibu-ibu pada umumnya. Buat saya, menyusui itu sakit dan melelahkan. Masih teringat jelas sakitnya pertama kali menyusui. Saya yang waktu itu kekeh adu argumen sama mama karena ngga mau Keefe bayi dibedong, akhirnya meminta Keefe untuk dibedong rapat waktu menyusui karena sakit banget rasanya Keefe gerak tanpa bedong. 

Saya hanya merasa bertanggungjawab karena menurut saya Keefe berhak atas ASI. Saya hanya merasa saya harus bangga karena bisa menyusui Keefe meskipun sakit. Tapi nyatanya saya menyesal melakukan itu semua. Saya melupakan proses penting dari perlekatan antara saya dan Keefe saat proses menyusui yang saya sesali sekarang. Bukan, bukan melulu soal bonding. Halah menurut saya bonding bisa dipupuk tanpa persusuan langsung. 

Saya sesali adalah saya terlalu fokus dengan rasa sakitnya, rasa lelahnya sampai saya melupakan keintiman dari aktivitas menyusui. Selain bonding yang selalu diagungkan sebagai semboyan pentingnya menyusui, saya lupa ada hal penting lain yang saya sesali sekarang. DBF (direct breastfeeding) adalah salah satu stimulasi awal gerakan oromotor bayi (cmiiw). Mungkin salah satu sebab otot dalam mulut Keefe lemah saat ini karena meski dbf selama tiga tahun ada proses yang tidak tepat. Andai waktu itu saya bisa fokus membangun kenikmatan menyusui Keefe melupakan rasa sakitnya, saya bisa lebih intim dengan Keefe. 

Yaahh, dbf secara kuantitas mungkin lama, tapi secara kualitas who knows? Saya sedang menyesali apa yang seharusnya bisa saya lakukan dulu tapi saya abaikan dan fokus hanya pada sakitnya diri sendiri dan mengejar kebanggaan pada diri sendiri. Maaf ya, Keefe. .

No comments:

Post a Comment