Thursday, November 15, 2018

Keefe dan dr. Meta Hanindita, sp.A

--" Haloo, kiiff, eh kif? kifi? kefi? kef? siapa nih panggilannya"

Kira-kira itu yang pertama kali saya dengar begitu masuk ruang praktek dr. Meta. Lagi-lagi soal pelafalan nama, huff.

Akhirnya saya bisa juga bertemu langsung sama dr. Meta setelah sebelumnya saya cuma "ketemu" lewat instagram dan blognya dan dikecewakan karena gagal bertemu di hari H konsultasi sebelum Keefe MPASI. Saya telpon RS Bedah Surabaya untuk reservasi konsultasi dengan dr. Meta 17 September 2018, dan yang bikin kaget saya dapet hari tanggal 31 Oktober 2018. Okelah, itu hari sebelum jadwal Keefe MPASI. But, pas di tanggal 31 Oktober 2018 dimana Keefe udah di Surabaya, sudah siap berangkat ke RS, saya hubungi lagi RS, ndilalah  dr. Meta cuti, sedih akutu, kecewa akutu, huhu. Pihak RS ganti jadwal Keefe tanggal 5 November 2018, tapi hari itu Keefe ngga dateng karena ngga di Surabaya, terus RS juga ngga menghubungi untuk konfirmasi ada tidaknya dr. Meta sesuai yang dijanjikan sebelumnya. Yaudahlah, toh Keefe udah MPASI juga, biar aja ngga usah konsultasi. Gitu awalnya.
Tapi ternyata, Emak Keefe ada kondangan di Surabaya tanggal 11 November, jadi tanggal 9 November saya hubungi lagi RS Bedah Surabaya untuk reservasi di tanggal 12 November 2018. Ternyata, ngga bisa, gaes, jadwal praktek dr. Meta penuh sampai Januari 2019. Waow banget saya nungguin sampai Januari 2019. Akhirnya saya pakai alasan kemarin ngga dihubungi untuk konfirmasi ada ngganya dr. Meta, saya bilang, "Saya ni jauh, mas, dari Pamekasan, nanti kadung ke Surabaya lagi ternyata dr. Metanya ngga ada", mas-masnya kasian kali akhirnya saya dikasih jadwal 14 November 2018, hari paling bersejarah di dalam hidup saya sebagai seorang ibu yang udah coba-coba berbagai dokter spesialis anak.

Kalau dipikir-pikir, ngapain sih saya ngotot harus bawa Keefe konsultasi ke dr. Meta, padahal secara kasat mata, Keefe sehat, aktif, ndut, ginuk-ginuk, jangan kan orang lain, akupun juga bertanya-tanya kenapa sih, why.

Alasan meh sih saya penasaran.
Alasan mulia karena saya tau sekarang ini adalah periode golden age Keefe yang mungkin pas hamil ngga maksimal karena segala macam saya makan, ga pantang lah (dan emang ngga ada pantangan sih kata dokter kandungan saya dulu). Poinnya sih, mungkin apa yang seharusnya saya makan dengan porsi cukup jadi kurang, maklum anak kost sis, males yang mau cari-cari yang ngga tersedia di depan mata. Maka dari itu, karena mungkin pas hamil kurang harus kekejar di periode saat ini, apalagi Keefe tinggal sama Emak yang bisa menjamin pasokan nutrisi yang memang seharusnya masuk ke tubuh Keefe.
Alasan egois, karena 2018 ini banyak banget mulut-mulut penghakiman, seakan jadi ibu itu tempat salah: loh kok anaknya pilek, loh kok anaknya mencret, ibunya makan apa? -padahal sebelum makan ibunya uda cari tau apa yang boleh dan tidak boleh dimakan - loh kok anaknya gendut? loh kok anaknya kurus? loh kok anaknya dikasih makan m*lna bukan buah?- padahal menu tunggal ternyata memang ga direkomendasikan loh, boleh deh cek cek lagi baca rekomendasi IDAI, mending miln* makanan instan yang sudah diatur komposisinya sesuai kebutuhan bayi, CMIIW-mulai sewot. Dan masih banyak loh-loh  lainnya yang nyalahin ibu, padahal ngga usah disalahin, ibu udah pasti ngerasa bersalah kalau anaknya kenapa-kenapa yekan.
Alasan agamis sih mengutip HR Bukhari yang ada di igs dr. Meta "Jika suatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya". -- dan ini memang alasan yang diada-adakan sebenernya, wkwkwk.     

Kebanyakan intro.

Niat awal saya ke dr. Meta konsultasi MPASI yang benar diberikan untuk bayi. Saya sudah baca blog, igs dr. Meta, informasi dari ig dan yutub dr.tiwi bahwa MPASI baik salah satunya adalah MPASI yang adekuat, yaitu yang memenuhi kebutuhan energi, protein, dan mikronutrien anak yang sudah tidak dapat dicukupi oleh kandungan ASI. Dari informasi-informasi tersebut, ternyata oh ternyata (ini yang hampir saya ikuti) menu tunggal (biasanya berupa buah) selama 14 hari sangat, sangat tidak direkomendasikan oleh IDAI pun WHO untuk diberikan pada bayi karena yaa tidak mampu mencukupi kebutuhan bayi. Intinya, (tapi biar ngga salah paham, silakan cari tau sendiri, bisa di-googling sendiri) lebih baik makanan instan yang biasa orang awam sebut atau istilah ilmiahnya makanan terfortifikasi macam miln*, s*n, promin*, bisa jadi pilihan daripada memberikan menu tunggal. Tapi tetap, makanan homemade lebih diutamakan asal yakin kebutuhan nutrisi mikro dan makronutriennya terpenuhi. Makanan homemadenya apa? Menurut yang saya baca (sumber-sumber jelas dokter anak), minimal ada karbo, prohe, prona, lemak, protein lengkap. Yaa cukup masakan yang sehari-hari dimakan aja, dilumatkan dengan diblender, atau di-tim, terserah. Buah hanya sebagai makanan selingan bukan makanan utama. Kalau saya cerita ke Emak Keefe sih emang gitu dulu pas MPASI saya dan adik-adik saya. Cuma saya terlalu cemen sih, terlalu takut dihakimi orang-orang yang tidak percaya saya sudah riset ini itu sebelum MPASI. Yasudah mari kita temui langsung pakarnya.

Oiya sebelumnya, saya sempat bawa Keefe konsultasi ke dr. Leny Kartina, sp.A di RS Kendangsari Merr, beliau justru menyarankan untuk awal MPASI coba bubur instan selama kurleb 2 hari sebelum ke menu homemade.

Kembali ke ruang praktek dr. Meta, pas duduk beliau tanya, Keefe kenapa dan bawa KMS ngga? Pas saya kasih KMS, "woo", "lo", "waduh", dokternya bergumam sendiri, nyatet berat badan Keefe, ketik-ketik di laptopnya. "Hem, ini sudah indikasi faltering ya bu", terus minta perawat timbang BB keefe, ukur tinggi badan dan lingkar kepala. Setelah dapet angka, dr. Meta kembali lagi ketik-ketik di laptopnya.

Sebelumnya ini informasi BB Keefe:
pas lahir, 7 Mei 2018 : 3.5 kg
24 Juni 2018 : 5.7 kg (imunisasi BCG)
22 Juli 2018 : 6.9 kg (imunisasi Pentav I)
26 Agustus 2018 : 8.0 kg (imunisasi Pentav II)
30 September 2018 : 8.4 kg (imunisasi Pentav III)
28 Oktober 2018 : 8.6 kg (imunisasi IPV)
2 November 2018 : 8.6 kg (pas periksa di RS Kendangsari Merr)
14 November 2018 : 8.6 kg (periksa dr. Meta)

Tinggi Badan Keefe diukur pas lahir doang, pas imunisasi dan keliling dsa ngga ada yang ukur TB. TB lahir Keefe, 50 cm. 14 November 2018: 65 cm.

Lingkar Kepala. Apalagi! Ngga pernah diukur, gaes. Lingkar Kepala 14 November 2018 : 44 cm.

Kira-kira dr. Meta ngomong begini, ya ngga sama persis sih, mirip-mirip yaa:
"Bu, MPASInya Keefe apa ya? (2 hari awal saya kasih Miln* dok, cemilannya saya kasih biskuit, terus hari ketiga mama masakin nasi, daging, tempe, bayam, diblender, cemilannya buah dan biskuit)

Ooh bagus, mau anaknya? (Mau dok, tapi kok kayanya ngga banyak ya, saya sebenernya ngga tau sih seberapa banyak harusnya, tapi cepet banget disembur-semburinnya, tapi sesekali saya kasih tekstur yang agak padat dia sepertinya lebih suka, apa teksturnya saya naikin ya dok?)

loh bu justru yang benar itu tidak cair, jadi yang benar ketika sendok dibalik, makanan tidak gampang jatuh, atau teksturnya yang bisa dipegang tangan, (Ooohh iya-iya, berarti selama ini salah)

Bu ini BB Keefe saat ini sudah bagus banget, tertolong saat lahir BBnya udah besar, dan kenaikan di bulan pertama besar banget, lebih dari 2 kilo. Tapi coba lihat 3 bulan terakhir grafiknya nunjukin weight faltering. Kasarnya kenaikannya kecil, lama-lama bisa lurus, bahkan turun nyebrang warna. Nah kalau di puskesmas, atau posyandu sih selama masih diatas garis merah, pasti dibilang aman, tapi kalau dibiarkan lama-lama bisa stunting dan gizi buruk. Kalau sudah gitu, pasti susah banget memperbaikinya. Berat Keefe sekarang ini masih baik, setara dengan usia 2 tahun, waow banget. Tapi coba lihat grafik tingginya (nunjukin grafik KMS di laptop), lihat deh TB Keefe ada sedikit diatas garis merah. Artinya apa, TB Keefe ngga sesuai sama BBnya. TB Keefe sekarang setara dengan TB bayi usia 4 bulan (huhu, ibu tercengang). Harusnya TB Keefe ada di titik yang sama dengan titik BB Keefe yang sudah ada di warna hijau ini. Artinya apa, secara kasat mata Keefe terlihat gendut, karena TB ngga sesuai sama BB-nya. Kalau ukuran lingkar kepala masih normal. BB, TB, dan lingkar kepala itu sesuatu yang saling berhubungan. Ketiganya harus sesuai. Minum ASInya berapa banyak? (Emak Keefe jawab: rata-rata 1000cc dok), ooh udah bagus itu. Ayo coba periksa Keefe"

Terus Keefe diperiksa, dibuka matanya, dilihat penisnya (pas dilihat penisnya, dr. Meta ngga maksa buku kulup sampai diujung kaya pas periksa di dsa-dsa sebelumnya), otomatis didengerin juga detak jantung pake stetoskop itu. Pas dilihat penisnya, saya tanya, gimana cara bersihkan penis. Katanya,
"Memang yang benar itu harus dibuka kulupnya, bu. Terus dibersihkan. Tapi pasti kesakitan bayinya"--Ooohh (sambil mikir)

Lanjut dr. Meta,

"Ibu dulu pas hamil pernah sakit ngga? (ngga dok)
naik berapa kilo? (25 kilo dok)
hah serius? kok sekarang udah langsing sih? (ketawa garing doang, oke itu informasi ngga penting buat kelen tapi menghibur banget buat saya lol)
udah pernah cek hb ngga pas hamil? (udah dok, aman kok)
Keefe pernah sakit ngga bu? (alhamdulillah ngga dok, cuma demam biasa pasca imunisasi, tapi belakangan sering pilek sehari duahari sembuh).

Jadi gini bu, menurut saya ada beberapa sebab BB Keefe jadi faltering dan TBnya ngga sesuai. Kalau BB, hari ini makan banyak, besok bisa jadi BBnya nambah, tapi tidak dengan TB dan lingkar kepala yang pertambahannya terlihat dalam waktu 3 bulan. Tapi semuanya harus seimbang. BB besar tapi TB pendek, jadinya kaya gentong bu. BB kecil tapi TB tinggi, jadi kaya tiang listrik bu. Nah BB TB kecil, lingkar kepala nambah, jadi alien dong bu, jadi semuanya harus sesuai. Nah apa sebab-sebabnya:"

1. Anemia Defisiensi Besi (ADB)
"Indikasinya apa? Coba deh ibu buka bawah mata Keefe lihat warnanya apa? Normalnya warna merah darah ya bu? (putih dok)
nah itu salah satu indikasi ADB bu. Untuk lebih pastinya cek darah ya bu. Kalau memang ADB tidak cepat ditangani lama-lama stunting bahkan ya itu tadi gizi buruk juga. Mungkin orang-orang mikir ini ibu ngapain sih kesini orang Keefe gemuk, tapi sekarang kan setelah dicek jadi tau sejak dini. Bisa cari solusi paling tepat sejak dini. 

--dalam hati saya: jangan kan orang dok, saya aja kemarin-kemarin masih mikir panjang harus ngga sih ngotot ke dr.Meta.

2. Infeksi Saluran Kemih
"Indikasinya tadi saya lihat penisnya nempel banget. Kalau kaya gitu indikasi ISK. Ada yang namanya silent ISK, jadi ngga ada indikasi nampak, ngga demam atau lainnya. Tapi sebanyak apapun makan, anaknya akan tetap kurus karena yang ibu kasih makan kuman bukan anak. Kalau memang terbukti ISK solusinya adalah sunat. Sunat itu best solutionlah untuk bayi laki-laki, karena saya tau bersihkan penis laki-laki dengan buka kulup itu sakit kok dan ribet karena bayinya pasti berontak, kudu dipegangin atau malah diikat 
(iya dok, saya pernah tau Keefe digituin tapi saya ga tega, iya dok saya juga*Emak Keefe nambahin). Iya bu saya tau"

3. Tiroid
dr. Meta jelasin panjang lebar dan saya juga nanya banyak, eh tapi kok pas ditulis jadi bener-bener lupa blas. HUHU, maafkan.

Intinya kata dr. Meta 3 hal itu yang bisa menyebabkan BB Keefe cenderung tetap. Harus dilihat satu per satu lalu cari solusi. Untuk saat ini, dr. Meta meyakini Keefe ADB. Jadi dr. Meta buatkan Keefe pengantar untuk cek darah.

Terus mama nanya,
"dok ini apa bukan karena anaknya makin aktif ya makanya BBnya ngga naik?"
Saya:
"iya dok, kata orang kan gitu, kata orang ya dok"

dr. Meta:
"Ngga ada hubungan bu. Anak sehat pasti aktif dan itu ngga ada hubungan sama BB. Anak sehat pasti BBnya bagus naik, dan aktif. Justru yang waspada kalau anaknya ngga aktif, berarti ada apa-apa nih." 

Mama nanya lagi karena selama ini jadi perdebatan sama saya,
"boleh tambah gula garam dok?"

kata dr. Meta:
"boleh bu, boleh banget (sambil buka laptop terus nunjukin panduan MPASI dari IDAI), tapi dalam porsi sedikit. Kalau anak mau makan tanpa gula garam ya ngga usah dikasih gula garam. Tapi kalau sudah ngga mau makan nih, ya silakan tambah gula garam bu, emangnya mau seberapa banyak sih kasih gula garam? Boleh kasih bawang merah, bawah putih, lain lain boleh. Ibu kalau kasih makan Keefe menunya apa?"

*Nah kan maaa, bener. Untung gue geret emak gue ikut ke dokter.

Mama:
"Ya nasi kadang labu kuning, campur daging kadang ayam, campur bayam, campur tahu kadang tempe terus diblender"

dr. Meta:
"Tambah minyak ya bu. Bayi itu butuh lemak. Ibu boleh loh kasih Keefe gorengan, boleh kasih tempe goreng, ngga usah minyak aneh-aneh bu, apa yang dirumah deh, minyak atau margarin atau butter campur aja ke makanan tadi satu sendok, atau gampangnya ibu masak apa hari ini untuk orang rumah? lodeh? blender aja kasih keefe, cuma lemaknya dibanyakin, rawon? soto? boleh blender aja"

Mama:
"lo dok kemarin-kemarin kalau daging, lemaknya saya buang"

dr. Meta:
"huaa jangaan buu, jangan dibuang itu yang penting" - beneran pake huaa ya dokternya ngomong.

Mama:
"Saya kasih kue boleh dok? kaya roti kukus misal?

dr. Meta:
"boleh bu, apa aja boleh dikasih, yang jangan dikasih cuma madu, sama makanan yang buat Keefe alergi"

Saya:
"Oooh iya, kata mama kemarin kan Keefe merah-merah abis makan apukat dok. Terus dulu waktu bayi Keefe pernah mrintis-mrintis merah-merah dok. Terus dibawa ke dsa di Pamekasan, saya ngga boleh makan ikan laut, bayam, kelor, kacang ijo katanya bisa buat bayi merah-merah. Tapi saya ngga yakin alergi sih dok, soalnya kadang saya makan makanan itu Keefe yaa ngga merah-merah, tapi kadang ya merah. Apalagi pas di Surabaya segala saya makan, ikan laut doyan banget, Keefe baik baik aja"

dr. Meta:
"Ibu dulu pas masih kasih ASI aja, pernah minum Jus apukat ngga? Keefe merah-merah ngga?" (pernah dok, tapi ngga merah)
"Bagus, terus dulu waktu makan ikan laut Keefe merah-merah, ibu ngga yang langsung berhenti makan ikan laut kan? setelah coba lagi ngga merah kan? berarti bukan alergi bu. Jangan buru-buru melabeli ohh anak alergi ini. Dicoba dulu bu. Misal nih, hari ini ibu makan ikan laut Keefe merah-merah, stop dulu terus beberapa hari coba lagi makan ikan laut, kalau muncul merah berarti memang alergi, kalau ngga ya berarti bukan dari makanan bu. Lagian nih jangan takut sama yang namanya alergi jadi muncul merah-merah terus anaknya jadi pantang segala macam bu. Katakanlah memang alergi, merah-merah paling sehari dua hari bisa diobati bu. Tapi, kalau anak jadi  kurang nutrisi karena ini itu ngga boleh, itu nanti yang akan susah diperbaiki bu. Kalau kurang nutrisi bisa merembet kemana-mana bu. Ibu tau ngga, angka alergi di dunia itu cuma 2% loh bu. Artinya apa dari 100 orang yang mengaku alergi, cuma 2 orang aja yang setelah diperiksa ternyata benar-benar alergi. Kalau alergi makanan biasanya muncul merah-merah di muka, selain di muka biasanya bukan karena makanan. Ibu minum susu sapi ngga?"

Saya:
"Hampir tiap hari saya minum UHT dok" 

dr. Meta:
"Keefe ngga kenapa-kenapa kan? bagus bu, artinya ngga perlu ada kekhawatiran yang berlebih. Anak alergi daging ayam bisa diganti daging sapi, anak alergi apukat cari aja buah yang lain, nah kalau anak alergi turunan susu sapi ini yang agak repot bu" -- duh setelah dipikir-pikir ibu Keefe ngga aktif nih ngga tanya repotnya kenapa.

Saya:
"Telur bolehkan dok (memastikan aja biar didenger Emak Keefe, padahal udah tau jawabannya) ? Kalau air putih dok?

dr. Meta:
"boleh bu, boleh banget, kasih aja telur. Kalau air putih hanya saat makan ya bu, porsi sedikit. Selebihnya jangan kasih air putih"

Saya:
"Dok, inikan saya kondisinya LDR sama Keefe, nah kayanya produksi ASI mulai turun dok saya harus apa? Saya minta booster ya dok"

dr. Meta:
"Allah itu maha tahu loh bu. Anak yang udah mulai MPASI, pasti produksi ASI turun. Pasti. Ibu udah mens? (udah dok). Nah Allah juga tau waktu yang tepat ibu mens. Jadi Keefe MPASI, ibu mens, pasti produksi ASI pasti turun. Yang paling penting itu jangan pernah skip jadwal pumping, dari yang misal 3 jam karena banyak kerjaan jadi mundur 4 sampai 5 jam, dan banyakin minum. Udah itu aja"

saya:
"Tapi saya takut dok, ngga bisa nenenin sampe dua tahun?"

dr. Meta:
"ngga usah takut bu, banyak kok ibu-ibu exclusive pumping bisa kasih asi sampai 2 tahun. yang penting rutin jadwal pumping, karena prinsip supply demand, dan harus banyak minum. Ngga usah booster ya bu"

Saya mangut-mangut aja. Terus dr. Meta kasih pengantar cek lab dan bilang, "nanti hasilnya difoto terus watsap saya bu". 

Nah, itu yang saya ingat percakapan dengan dr. Meta kemarin, masih banyak hal lain yang dibicarakan seperti durasi waktu makan Keefe, porsi makan Keefe, dan lain-lain tapi kok lain-lain itu saya lupa sih? Pikun banget. Jadi daripada menerka tapi salah, mending ngga usah ditulis ya.

Konsultasi dengan dr. Meta adalah yang terlama selama saya konsul ke dsa lainnya. Kalau ditotal Keefe udah keliling ke kurleb 6 dsa termasuk dr. Meta. Kemarin saya konsultasi di dr. Meta hampir satu jam. Setiap saya tanya, dr. Meta dengerin, ngga pernah bilang, "apa lagi bu?" kaya dsa-dsa sebelumnya. 

Dan paling penting dr. Meta sesuai dengan idealisme saya sebagai ibu kekinian. Saya sangat percaya dokter, sangat percaya pakar yang udah belajar, tapi daripada resep saya lebih butuh advise. Dan dr. Meta jawabannya, dsa yang benar-benar RUM yang pernah saya temui. Cuma ya sabar-sabar aja nunggu antreannya. Tapi saya sudah tenang, karena dengan kondisi darurat saya bisa tanya-tanya dr. Meta karena sudah punya no. Hpnya. 

FYI, dr. Meta praktek di RS Bedah Surabaya, tiap Senin dan Rabu pukul 15.00. Tapi kayanya sih tiap praktek  ngga terima banyak pasien. Buktinya pas saya telpon buat reservasi dapet harinya pasti jauh banget dari hari saya telpon. Eh tapi, kemarin saya tanya maspendaftaran cuma ada 5 pasien hari itu. Jomplang banget sama dsa-dsa sebelumnya. 

Biayanya, Rp. 150.000,- itu sangat sangat memuaskan banget. Biaya segitu sama kaya dsa-dsa lainnya, dsa di Pamekasan aja Rp 100.000 sekali dateng. Tapi puas banget nanya-nanya, sejam loh. dan dr. Meta benar-benar menghitung kebutuhan Keefe makan dan minum. Saya ngga dapet resep apapun, bahkan la*to B aja yang pasti ada di resep tiap Keefe ke dsa ngga dikasih. Daripada saya ke dsa yang lain, saya dapet resep yang ngga pernah saya beli, lebih baik saya ngga dapet resep tapi dapet ilmu. 

Bukan resep, saya dapet surat pengantar Lab untuk cek ADB dan ISK. Ini bikin saya galau.

Dijalan pulang dari RS ke tempat makan, di mobil, saya pangku Keefe sambil mikir, harus ngga sih saya bawa Keefe cek lab? Penting ngga sih? Terus saya mikir apa saya periksain Keefe hanya karena sekedar ikut-ikutan atau takut di-judge orang lain bukan memang karena saya rasa ini butuh. Saya bener bener mikir sendiri, mama disamping aja ngga saya mintai pendapat, karena saya ngga mau keputusan saya terintervensi orang lain.  

Oke, akhirnya saya putuskan untuk tetap cek lab. Lagi-lagi, ini adalah bentuk tanggung jawab saya terhadap Keefe, yang dulu saya tunggu-tunggu garis merah-nya di tespek. Saya yang mau ada Keefe, jadi saya harus tanggung jawab. Saya ngga mau, Keefe jadi stunting padahal ngga seharusnya itu terjadi hanya karena saya tau tapi saya ngga mau tau. Jadi ini adalah usaha terbaik saya yang bisa saya berikan sebagai ibunya Keefe. Apapun hasilnya nanti, misal (amit-amit, naudzubillah) yang terjadi adalah hal yang buruk, saya ngga nyesel karena saya udah berusaha seoptimal mungkin. 

Buat orang lain, mungkin saya lebai, saya juga gitu saya ngerasa kok saya lebai. Tapi yaudah biar aja, ini saya yakini usaha terbaik, dan sebagai ibu yang egois menjaga hati diri sendiri, saya takut nanti saya menyesal. Jadi lebih baik saya lebai sekarang, tenang kemudian.  

Hari ini, 15 Nopember 2018, saya mau cek darah Keefe, doakan semoga lancar jaya, Keefe sehat dan bahagia. Aamiin. .

9 comments:

  1. mbak, no tlp rs bedah sby brp yah? kok aq gugling gak nemu 😂😅

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf ya baru bls, 0315999369. Tp agak susah nyambungnya memang. Harus sabar

      Delete
  2. Kak, boleh minta no hp dr meta? Krn sy daftar di rs bedah baru bs januari 2020 pdhl ank sy udah stunting 9bln. Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sblmnya turut sedih ya atas kondisi baby. Tp maaf mba, sy ngga bisa kasih ya mba krn berkaitan dgn privasi dokter meta. Mungkin untuk sementara bisa ke dsa sub nutrisi yg lain sambil menunggu dokter meta. Mohon maaf ya mba.

      Delete
  3. Maaf bun, mau tanya untuk konsultasi ke dokter Meta ada alternatif kemana saja? Terima kasih

    ReplyDelete
  4. https://elviratika.blogspot.com/2018/11/antara-keefe-adb-dan-isk.html

    ReplyDelete
  5. Sekarang dr. Meta prakteknta dimana ya? Kok di rs bedah sudah gak ada?, mohon informasinya

    ReplyDelete